Senin, 25 Agustus 2008

Astronomi



Fenomena Astronomi Tahun 2004
Hendro Setyanto (Departemen Astronomi ITB)

Fenomena astronomi selalu menarik perhatian manusia dengan berbagai interpretasinya. Munculnya meteor (ndaru, bahasa Jawa) menjelang dini hari, misalnya, sering dikonotasikan dengan keberuntungan bagi orang yang melihatnya. Karena itu, ada istilah ketiban ndaru bagi yang memperoleh keuntungan tidak terduga.

Berbeda dengan meteor, komet dan gerhana berkonotasi negatif. Kemunculan komet sering dikaitkan dengan suksesi yang disertai bentrokan fisik.

Tahun 2004 terdapat beragam fenomena astronomi menarik. Di antaranya adalah gerhana, transit Venus, dan kehadiran dua komet yang terang.

Transit Venus

Transit adalah melintasnya sebuah benda di depan benda lainnya. Jika diameter obyek yang melintas (hampir) sama dengan obyek yang dilintasi, fenomenanya disebut gerhana. Dari Bumi, dua buah planet memungkinkan terjadinya transit melintasi permukaan Matahari, yaitu Merkurius dan Venus.

Transit Merkurius terakhir terjadi tahun 2003, sedangkan transit Venus terakhir tahun 1882. Tidak berlebihan jika Fred Espenak, astronom NASA, menyatakan tidak seorang pun yang hidup saat ini pernah melihat transit Venus. Karena itu pula, perhatian komunitas astronomi tercurah padanya saat ini.

Transit Venus akan terjadi 8 Juni 2004 pukul 12.13 WIB. Seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan mengamati transit Venus tahun ini.

Diameter Venus sebesar 1 menit busur memungkinkan masyarakat melihat transit Venus dengan mata telanjang. Namun, keberadaan filter yang mampu meredam intensitas Matahari hingga satu juta kali tetap diperlukan.

Gerhana

Tahun 2004 terdapat dua gerhana Matahari total dan dua gerhana Bulan total. Empat gerhana merupakan jumlah minimal gerhana yang bisa terjadi setiap tahunnya. Makanya, gerhana tidak tergolong fenomena langka. Namun, tidak setiap tempat dapat menyaksikannya.

Dari empat gerhana tersebut, masyarakat Indonesia hanya berkesempatan melihat gerhana Bulan total yang terjadi 5 Mei 2004.

Secara sederhana, gerhana dapat disebut sebagai fenomena tertutupnya sebuah benda oleh benda lainnya. Gerhana Bulan terjadi karena Bulan memasuki daerah bayang-bayang Bumi. Berdasarkan kepekatannya, bayang-bayang Bumi di kelompokkan menjadi dua, yaitu umbra dan penumbra.

Berdasarkan lintasannya pada bayang-bayang Bumi, gerhana dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gerhana total (GBT) di mana semua piringan Bulan memasuki umbra Bumi, gerhana bulan sebagian (GBS) di mana hanya sebagian piringan Bulan yang berada dalam umbra Bumi dan gerhana Bulan penumbra (GBP) di mana seluruh atau sebagian piringan Bulan berada dalam penumbra Bumi.

Hanya fenomena GBT dan GBS yang dapat dilihat mata manusia. GBT 5 Mei dapat dilihat oleh seluruh rakyat Indonesia pada dini hari pukul 01.48-04.08 WIB. Mid eclipse-nya akan terjadi pukul 02.52 WIB.

Komet

Komet merupakan anggota tata surya yang mempunyai orbit elips sangat pipih. Komet sering disebut pula sebagai bintang berekor. Ekor komet akan semakin panjang bila semakin dekat dengan pusat tata surya, Matahari.

Tahun 2004 masyarakat Indonesia juga berkesempatan untuk menyaksikan dua komet yang sangat terang, yaitu komet C/2002 T7 (linear) dan komet C/2001 Q4 (neat).

Komet linear pada dasarnya sudah dapat diamati sejak awal Februari, sesaat setelah Matahari tenggelam dengan menggunakan binokuler. Akan tetapi, komet linear baru dapat dilihat dengan mata telanjang mulai 7 Maret 2004 hingga 25 Maret 2004 ketika kecerlangan komet menjadi lebih terang dari magnitudo 6. Magnitudo adalah skala kecerlangan obyek langit.

Komet dapat dilihat kembali pada sore hari dan mencapai kecerlangan maksimum 17-18 Mei 2004. Dari tanggal 18 Mei, komet linear akan terus tampak di malam hari setelah Matahari tenggelam hingga kecerlangannya berkurang. Dalam rentang 25 Maret 2004-17 Mei 2004 komet linear tampak di waktu pagi hari.

Seperti halnya komet linear, komet neat dapat dilihat dengan binokuler atau teleskop kecil sejak Februari 2004, sesaat menjelang Matahari tenggelam. Komet dapat dilihat dengan mata telanjang mulai pertengahan Maret 2004. Penampakan komet neat akan semakin terang setiap hari hingga mencapai kecerlangan maksimum pada 7 Mei 2004.

Tanpa harus menafsirkan fenomena langit secara astronomi-mencari kejelasan secara ilmiah-dan astrologi yang mencoba menghubungkannya dengan kehidupan manusia, ketiga fenomena astronomi tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk dinikmati. Syukur-syukur bisa dimanfaatkan sebagai sarana memperkenalkan sains.


Tidak ada komentar: